BSA, Becak Siantar Asli: Jejak Ikonik Mesin Inggris di Tanah Batak
bsa, becak siantar asli bicara soal kendaraan roda tiga legendaris yang lekat dengan kota Pematangsiantar, tak bisa tidak menyebut BSA, Becak Siantar Asli. Siapa sangka, mesin tua buatan Inggris ini bisa bertransformasi jadi ikon transportasi yang eksis hingga hari ini, membelah jalanan sambil menyimpan banyak cerita.
Asal Usul BSA: Motor Inggris Rasa Nusantara
Awalnya, BSA merupakan singkatan dari Birmingham Small Arms, perusahaan asal Inggris yang terkenal memproduksi sepeda motor sejak awal abad ke-20. Siapa sangka motor yang dirancang untuk medan perang dan petualangan itu kini malah jadi “penggerak” utama becak bermotor khas Kota Siantar?
Pematangsiantar: Rumah Kedua Mesin Legendaris
Meski BSA berasal dari tanah Inggris, sejatinya rumah spiritual BSA adalah kota kecil di Sumatera Utara ini. Di sanalah BSA tak hanya menjadi alat transportasi, tapi warisan budaya. Mesin-mesin yang dulunya dipakai militer kini berubah wujud jadi becak gagah yang mengantar anak sekolah, pedagang pasar, bahkan turis asing.
Transformasi: Dari Motor Gagah ke Becak Gaya Klasik
Yang membuat BSA, Becak Siantar Asli begitu unik bukan cuma asal mesinnya, tapi cara adaptasinya. Bayangkan, mesin BSA klasik—biasanya tipe M20, B31, atau M21—ditanam di sasis becak yang lebar dan nyaman. Hasilnya? Becak bermotor yang punya kekuatan gahar, tapi tetap terasa retro dan berkarakter.
Desain Khas yang Bikin Kepala Menoleh
Tak seperti becak biasa, BSA Siantar punya ciri khas yang susah ditiru:
-
Mesin besar berwarna hitam atau abu-abu yang mencuat dari bodi.
-
Suara brummm yang khas—serak, dalam, dan penuh nostalgia.
-
Kabin penumpang yang luas, biasanya bisa muat 2-3 orang dengan nyaman.
-
Aksen krom dan cat warna-warni yang menjadikannya instagrammable abis.
Simbol Maskulinitas & Kepercayaan Diri
Di kota lain, becak bermotor mungkin sekadar moda transportasi, tapi di Siantar, BSA adalah simbol gengsi. Banyak pengemudinya memperlakukan motor ini seperti sahabat: dirawat, dimodifikasi, dan bahkan diberi nama. Tidak sedikit pula warga yang percaya bahwa mengendarai becak BSA itu “punya kelas sendiri.”
Nilai Historis yang Tak Ternilai
Bukan hanya sebagai alat angkut, BSA punya nilai historis tinggi. Banyak dari mesinnya berasal dari era 1940-an atau 1950-an—era pasca Perang Dunia II. Beberapa bahkan masih menyimpan logo atau cap produksi asli. Artinya, setiap kali kita menaiki BSA, Becak Siantar Asli, kita sedang duduk di atas sejarah hidup.
Tantangan Era Modern: Mampukah BSA Bertahan?
Tentu saja, kehadiran motor modern, ojek online, hingga regulasi emisi membuat posisi BSA Siantar makin terjepit. Tapi anehnya, eksistensinya justru makin kuat karena faktor nostalgia dan keunikan. Turis domestik hingga luar negeri banyak yang sengaja ke Siantar cuma untuk menjajal sensasi naik becak BSA.
Komunitas BSA: Penjaga Tradisi yang Tak Lekang Waktu
Tak kalah menarik, komunitas penggemar BSA di Siantar terus bertumbuh. Mereka tak hanya mengumpulkan motor tua, tapi juga aktif dalam pameran otomotif, karnaval budaya, hingga acara modifikasi. Di situlah budaya otomotif dan tradisi lokal bertemu, menciptakan ruang sosial yang kaya makna.
BSA Siantar sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Melihat kuatnya jejak dan pengaruhnya, banyak pemerhati budaya menyarankan agar BSA, Becak Siantar Asli didaftarkan sebagai warisan budaya tak benda. Bukan hanya karena usianya, tapi juga karena fungsinya yang sudah melampaui sekadar kendaraan.
Menjaga BSA Berarti Menjaga Identitas Kota
Mungkin bagi sebagian orang, becak BSA hanyalah motor tua yang bising dan boros. Tapi bagi warga Siantar, ini adalah identitas kota. Ia tak tergantikan oleh mobil listrik atau motor matic. Naik BSA berarti menyusuri jalan waktu—melihat masa lalu, merasakan keunikan masa kini,
Kesimpulan: BSA, Becak Siantar Asli Tak Sekadar Transportasi
Di tengah arus modernisasi dan digitalisasi, BSA, Becak Siantar Asli tetap hadir sebagai penanda zaman, ikon lokal, dan saksi sejarah. Lebih dari sekadar kendaraan, ia adalah simbol warisan budaya otomotif Indonesia yang tak boleh hilang ditelan zaman. Menjaga BSA, berarti menjaga semangat, kebanggaan, dan warisan Pematangsiantar yang otentik.